Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan

Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan - Hallo sahabat |, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan
link : Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan

Baca juga


Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan

Belakangan ini banyak info meresahkan yang beredar mengenai makanan serta minuman yang memiliki kandungan zat pengawet beresiko.

Walau sebenarnya, bahan tambahan pangan, baik pemanis ataupun pengawet adalah sisi dari kehidupan di zaman modern. sesungguhnya seberapa aman pemakaian zat tambahan pada pangan ?

Kata bahan kimia memanglah, untuk sesaat kelompok umur awam terkesan menakutkan. sebenarnya, l seluruh bahan pangan yang kita mengonsumsi sesungguhnya memiliki kandungan senyawa kimia. contohnya, garam dapur yang disebut senyawa natrium klorida, cuka ( asam asetat ), bumbu masak, serta ada banyak lagi.

Menurut guru besar pada departemen teknologi pangan serta gizi, institut pertanian bogor, prof. dr. ir. made astawan, ms, ada dua grup senyawa kimia, yakni food grade atau bahan tambahan pangan serta non-food grade, biasa dipakai untuk industri tekstil. bahan tambahan pangan ( btp ) yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke didalam pangan untuk merubah karakter atau bentuk pangan, baik itu bergizi atau tidak.

Type btp yang telah melalui serangkaian uji ilmiah serta dinyatakan aman diantaranya, pemanis buatan, pewarna, pengawet, antioksidan, pengatur keasaman, pengeras, antikempal, sekuestran, pemutih serta pematang tepung, pengemulsi, pengental, serta penyedap atau penguat rasa.

Detoksifikasi Benzoat

Walau sudah dinyatakan aman, made menyebutkan, terus ada jumlah maksimum btp yang dapat dikonsumsi tiap-tiap hari, yakni jumlah miligram per kilogram berat badan. sebagai perumpamaan, pemanis buatan type sakarin aman dikonsumsi bila jumlahnya tidak melebihi 5 mg/kg bb, atau pemakaian asam benzoat pada minuman mudah 600 mg/kg.

Bahan pengawet yang saat ini tengah naik daun dikarenakan ramai dibicarakan yaitu asam benzoat serta azam sorbat. pemakaian ke-2 bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi product makanan serta minuman untuk menjaga bahan pangan dari serangan mikroba pembusuk layaknya bakteri serta jamur, dengan langkah menghindar atau menghentikan sistem pembusukan.

Iklim serta suhu di indonesia yang lembab adalah situasi yang ideal untuk perkembangan mikroba pembusuk. sebab itu pemakaian bahan pengawet tidak bisa dihindarkan. bahan pengawet bekerja pada mikroba pembusuknya, bukan hanya pada bahan pangannya, hingga bahan pangan terus aman dikonsumsi, makin made.

Lantas bagaimana dampak bahan pengawet tersebut untuk tubuh kita ? asal digunakan sesuai dengan dosis optimal yang sudah diatur, kita tidak butuh cemas dikarenakan tubuh kita mempunyai sistem detoksifikasi benzoat yang amat efisien. benzoat dapat terbuang sampai 95 % melalui urin jelas made.

Didalam tubuh, asam benzoat dapat berhimpun dengan glisin didalam hati serta membentuk asam hippurat yang dapat dikeluarkan melalui urin. bila tetap ada yang tertinggal, benzoat dapat berhimpun dengan asam glukuronat yang termetabolisme melalui urin.

Baik benzoat atau sorbat sesungguhnya dapat ditemukan dengan alami pada buah serta rempah. cengkeh, cinnamon serta buah berry memiliki kandungan benzoat, namun sorbat dapat ditemukan dengan alami pada pohon mountain ash berry. 

Seirama dengan penjelasan made, direktur standarisasi bpom, sri irawati susalit, menjelaskan bahwa natrium benzoat serta kalium sorbat adalah btp yang diizinkan pemakaiannya didalam makanan serta minuman. dosis optimal benzoat serta sorbat tiap-tiap pada makanan yaitu 1000 mg/kg. ia menegaskan bahwa perihal tersebut telah sesuai dengan standar internasional, layaknya fda ( badan administrasi pangan serta obat as ), fao ( organisasi pangan serta pertanian ), who, serta ada banyak lagi.

Saya ingin penduduk lebih yakin pada badan-badan yang mempunyai reputasi dan kompeten didalam bidangnya, bukan hanya nara sumber yang mengklaim sesuatu info tanpa dukungan bukti ilmiah, tuturnya. karenanya ia menghendaki supaya penduduk lebih kritis saat memilih product dengan langkah membaca kandungan bahan melalui label yang tercantum pada product.

Sayangnya, tidak seluruh produsen patuh pada permenkes ri no. 79/menkes/1978 perihal persyaratan penulisan label serta ketetapan isi label. mengenai perihal itu, menurut irawati, bpom sudah mempunyai prosedur untuk menyapa produsen yang nakal, yakni dengan langkah penarikan product bila teguran dari bpom tidak diindahkan, apalagi product dapat dimusnahkan bila dinilai dapat merugikan kesehatan.




Demikianlah Artikel Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan

Sekianlah artikel Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Permasalahan Zat Tambahan pada Pangan dengan alamat link http://blogupdate-ok.blogspot.com/2013/03/permasalahan-zat-tambahan-pada-pangan.html